Biar Nggak Gagal Lagi! Ini Perbedaan Interview HR dan User yang Harus Kamu Tahu
perbedaan-interview-hr-dan-user

Kamu mungkin pernah merasakan hal ini: sudah riset perusahaan, latihan menjawab pertanyaan, datang tepat waktu, tapi hasil interview… gagal lagi. Padahal, rasanya semua sudah kamu lakukan dengan maksimal. Tapi pernahkah kamu berpikir, mungkin kamu salah strategi karena tidak tahu perbedaan interview HR dan user?

Kenyataannya, banyak kandidat gagal bukan karena tidak kompeten, melainkan karena mereka lupa menyesuaikan diri dengan pewawancara. HR dan user itu punya tujuan dan cara menilai yang berbeda. Kalau kamu paham perbedaannya, kamu bisa mengubah hasil wawancara sepenuhnya. Yuk, simak lebih lanjut di sini!

Kenapa Harus Tahu Perbedaan Interview HR dan User?

Bayangkan kamu datang ke dua wawancara berbeda. Pada satu ruangan, kamu bertemu dengan HR yang ramah, banyak senyum, dan bertanya tentang motivasi, kepribadian, dan harapan bekerja. 

Tapi, di ruangan lainnya, kamu duduk satu meja dengan user. Mungkin saja calon atasan dengan pertanyaan yang langsung dan to the point. “Ceritakan cara kamu menangani error di sistem coding,” misalnya. 

Kalau cara kamu menjawab pertanyaan dua wawancara ini sama, inilah masalahnya. Sebab, setiap tahapan interview punya pendekatan yang berbeda. Sering terjadi, di sinilah kandidat sering gagal, bukan karena kurang pintar, tapi kurang strategi. 

Bedanya Interview HR dan User (dan Cara Menghadapinya)

Setiap pewawancara punya fokus yang berbeda. Mari kita bahas satu per satu supaya kamu bisa menyiapkan jawaban yang tepat, tanpa tebak-tebakan lagi.

1. Interview HR: Menilai Karakter dan Kecocokan Budaya

Di tahap ini, HR ingin tahu siapa kamu sebenarnya. Mereka akan menilai apakah kamu cocok dengan nilai dan budaya perusahaan. Pertanyaannya cenderung ringan tapi menguji konsistensi dan kejujuranmu.

Contohnya:

“Kenapa kamu tertarik bekerja di sini?”
“Apa motivasi kamu untuk posisi ini?”

Kuncinya adalah menunjukkan motivasi, komunikasi, dan attitude positif. Ceritakan alasanmu melamar dengan tulus, bukan hanya karena butuh pekerjaan. HR akan lebih menghargai kandidat yang punya semangat belajar dan tahu arah kariernya.

2. Interview User: Menilai Kemampuan dan Siap Kerja atau Tidak

Begitu lolos dari HR, kamu akan berhadapan dengan user, biasanya calon atasan atau rekan satu tim. Mereka bukan lagi bicara soal kepribadian, tapi soal kemampuan nyata di lapangan.

Pada waktu inilah kamu perlu membuktikan bahwa kamu bisa bekerja dengan baik. Sering kali, user akan memberi pertanyaan berbasis kasus seperti:

“Bagaimana kamu memecahkan masalah ketika server down?”
“Pernah menghadapi proyek dengan deadline mepet? Bagaimana cara kamu mengatur waktu dan strateginya agar bisa selesai tepat waktu?”

Kamu tidak perlu sempurna menjawab semua. Tapi, berikan cerita nyata, pengalaman yang menunjukkan kamu mampu berpikir kritis dan menyelesaikan masalah. Karena bagi user, yang penting bukan teori, tapi bukti.

3. Lama Interview

Karena sifatnya lebih mengarah kepada perkenalan, interview HR durasinya lebih singkat. Berbeda dengan interview user yang cenderung lebih lama, karena membahas masalah teknis. Belum lagi jika kamu harus berdiskusi perihal strategi atau hasil tes yang diberikan sebelumnya. 

4. Siapa yang Lebih Menentukan Hasil Akhir?

Secara umum, HR berperan sebagai filter awal. Kalau kamu tidak lolos HR, ya belum tentu bisa lanjut ke user.  Tapi di tahap akhir, keputusan besar sering ada di tangan user.

User tahu betul apa yang menjadi kebutuhan timnya. Jadi, pendapat mereka akan sangat berpengaruh. Namun, HR juga akan memberikan masukan perihal karakter dan potensi jangka pandang setiap kandidat. 

Jadi, keduanya sama pentingnya, dan kamu perlu tampil optimal di kedua sisi: menarik secara personal di mata HR, dan meyakinkan secara profesional di mata user.

Ini yang Perlu Kamu Siapkan

Sekarang, kamu sudah tahu perbedaan interview HR dan user. Selanjutnya, kamu juga perlu persiapan, terlebih kalau sudah sering gagal di tahap ini saat melamar kerja. 

Pahami dulu, interview tidak hanya perihal menjawab pertanyaan yang diberikan oleh HR maupun user. Tahapan seleksi ini lebih bertujuan untuk melihat cara kamu menciptakan kesan pertama yang positif dan kepercayaan. Berikut strategi yang bisa kamu terapkan sebelum dan saat wawancara.

Bangun Mental Siap Hadapi Segala Situasi

Rasa gugup itu manusiawi, tapi jangan biarkan hal itu menguasai kamu. Latihan bicara, menenangkan diri sebelum wawancara, dan membayangkan hasil positif bisa membantu. Semakin kamu tenang, semakin jernih cara berpikirmu.

Riset Perusahaan dengan Serius

Jangan salah, HR bisa tahu kalau kamu cuma “asal jawab”. Maka, cari tahu visi, misi, dan produk perusahaan dengan lebih serius. Khusus buat bidang IT, pahami juga teknologi yang perusahaan gunakan. Ini akan membuat jawaban yang kamu berikan terasa relevan dan menunjukkan kamu benar-benar tertarik untuk bekerja di perusahaan tersebut. 

Kuasai Materi Teknis dan Siapkan Bukti Nyata

Kalau kamu mencari kerja di posisi developer, QA, atau data analyst, pastikan untuk selalu pelajari kembali skill utamamu. Siapkan contoh proyek yang bisa kamu ceritakan saat ditanya oleh user. Pengalaman nyata seperti “meningkatkan performa aplikasi 40%” akan jauh lebih mengesankan daripada jawaban umum seperti “saya pekerja keras”.

Asah Kemampuan Komunikasi agar Jelas dan Meyakinkan

Bicara dengan tempo yang tenang dan struktur yang jelas. Gunakan bahasa profesional tapi tetap natural. Hindari jawaban panjang tanpa arah, karena user lebih menghargai kandidat yang bisa menjelaskan hal kompleks dengan cara sederhana.

Siapkan Pertanyaan Balik yang Menarik

Bukan cuma pewawancara yang boleh bertanya, kamu juga bisa! Pertanyaan seperti “Bagaimana tim ini berkolaborasi dalam proyek?” atau “Apa tantangan utama di posisi ini?” bisa menunjukkan ketertarikan dan keingintahuan yang tinggi.

Dua Tahap, Dua Strategi, Satu Tujuan: Dapat Pekerjaan Impian

Perbedaan interview HR dan user bukan sebatas siapa yang bertanya, tapi apa yang ingin mereka lihat dan dapatkan dari setiap kandidatnya. HR mencari karakter dan motivasi, sedangkan user ingin bukti kemampuan dan kesiapan bekerja.

Kalau kamu bisa menyesuaikan diri di kedua tahap ini, peluang lolos akan meningkat jauh lebih besar. Nah, kalau kamu sedang mencari peluang kerja IT yang sesuai keahlian, Talent Hero bisa jadi partner terbaik. 

Melalui platform ini, kamu bisa menemukan perusahaan yang cocok dengan keahlian, gaya kerja, dan tujuan karier. Bukan sekadar mencari kerja, melainkan membangun masa depan karier yang kamu mau. Yuk, daftar jadi Talent di Talent Hero!