Cara Menjawab Alasan Resign saat Wawancara, Jangan Asal!
cara-menjawab-alasan-resign-saat-wawancara

Wawancara kerja bisa jadi momen yang mendebarkan, apalagi jika kamu ditanya soal alasan resign dari pekerjaan sebelumnya. Pertanyaan ini sering dianggap sebagai jebakan karena jika dijawab asal bisa memberi kesan negatif untuk pihak pewawancara. Padahal, pertanyaan ini sangat umum dan menjadi bagian penting dalam proses rekrutmen.

Tidak sedikit kandidat yang merasa canggung atau bingung menjawabnya, karena takut terlihat tidak loyal atau dianggap bermasalah di tempat kerja sebelumnya. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan jawaban yang jujur tapi tetap profesional. 

Dengan begitu, kamu bisa menunjukkan bahwa keputusan untuk resign adalah bagian dari proses tumbuh dan berkembang secara karier. Lalu, bagaimana cara menjawab alasan resign saat wawancara? Simak selengkapnya di sini, ya!

Cara Menjawab Alasan Resign saat Wawancara

Ada hal menarik mengapa pewawancara bertanya tentang alasan kamu resign dari kantor sebelumnya. Perusahaan sebenarnya tidak memerlukan jawaban yang sempurna, mereka hanya ingin melihat bagaimana kamu bersikap terhadap pengalaman masa lalu, dan cara kamu menyikapi berbagai tantangan dalam dunia kerja yang profesional dan dinamis. 

Satu kunci yang bisa menjadi acuan untuk menjawab pertanyaan ini adalah komunikasi yang baik dan tetap profesional. Pewawancara cenderung lebih mengapresiasi hal ini daripada jawaban yang terkesan terlalu berlebihan atau menghindar. 

Langsung saja, berikut beberapa alasan resign yang bisa kamu gunakan sebagai jawaban saat menghadapi pertanyaan tersebut ketika wawancara: 

1. Mencari Peluang dan Pengalaman Baru

Salah satu alasan resign yang paling umum dan dapat diterima adalah keinginan untuk mencari tantangan baru. Jelaskan bahwa kamu merasa sudah mencapai titik maksimal di perusahaan sebelumnya, dan ingin berkembang lebih jauh dengan pengalaman berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kamu memiliki semangat untuk terus belajar dan tumbuh.

Pastikan kamu menyampaikan alasan tersebut tanpa terkesan meremehkan pekerjaan yang lama. Misalnya, “Saya sangat menghargai pengalaman saya di perusahaan sebelumnya, tetapi saya merasa sudah waktunya mencari peran baru yang bisa memperluas keterampilan saya.” Jawaban seperti ini akan memberikan kesan positif dan profesional.

Menunjukkan bahwa kamu memiliki tujuan karier jangka panjang juga membantu. Katakan bahwa kamu ingin memperluas perspektif dan menantang diri di industri atau proyek berbeda. Ini akan memperlihatkan bahwa kamu serius terhadap masa depanmu.

2. Work-Life Balance

Alasan lain yang juga banyak digunakan adalah untuk mendapatkan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Apabila kamu merasa pekerjaan sebelumnya terlalu menyita waktu hingga berdampak pada kesehatan mental atau kehidupan sosial, kamu bisa menyampaikannya secara jujur tapi tetap netral.

Contohnya, kamu bisa mengatakan “Saya belajar banyak di tempat kerja sebelumnya, tapi saya merasa sulit menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Saya mencari lingkungan kerja yang tetap menantang, tapi juga memberi ruang untuk menjaga produktivitas secara berkelanjutan.”

Saat menjawabnya, kamu bisa fokus pada kebutuhan pribadi dan bagaimana kamu ingin menjadi karyawan yang lebih sehat dan produktif di tempat baru. Ini akan menunjukkan bahwa kamu peduli terhadap performa jangka panjang, bukan hanya sekadar menghindar dari beban kerja.

Perusahaan yang baik akan menghargai kandidat yang sadar pentingnya work-life balance, karena ini juga berdampak positif terhadap loyalitas dan produktivitas karyawan.

3. Lingkungan Kerja Baru

Tidak semua orang cocok dengan budaya kerja di suatu perusahaan, dan itu adalah hal yang sangat manusiawi. Apabila alasan resign adalah karena lingkungan kerja yang kurang mendukung, kamu bisa menyampaikannya dengan cara yang bijak dan tidak menjelekkan tempat lama.

Kamu bisa mengatakan: “Saya merasa lingkungan kerja di perusahaan sebelumnya tidak sesuai dengan cara kerja dan nilai-nilai yang saya yakini. Karena itu, saya ingin mencari perusahaan dengan budaya kerja yang lebih sejalan dengan diri saya.”

Fokuslah pada keinginan untuk menemukan tempat kerja yang bisa membuatmu lebih berkembang, bukan pada keluhan tentang situasi sebelumnya. Hindari menyebut konflik personal, karena ini bisa membuatmu terlihat sulit beradaptasi.

Sebaliknya, tunjukkan bahwa kamu telah belajar banyak dari pengalaman tersebut dan sekarang tahu lebih jelas lingkungan seperti apa yang bisa mendukung produktivitas dan kebahagiaan kerjamu.

4. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah salah satu faktor penting dalam mempertahankan semangat dan produktivitas. Kalau kamu merasa pekerjaan sebelumnya kurang memberikan rasa puas atau tidak sesuai minat, kamu bisa menjadikannya alasan resign yang sah.

Misalnya, “Saya merasa kurang puas karena peran yang saya jalani kurang sesuai dengan minat dan keahlian saya. Jadi, saya ingin mencari posisi yang lebih sesuai agar saya bisa berkontribusi dengan maksimal dan merasa lebih puas secara profesional.”

Alasan ini mencerminkan keinginan untuk mencocokkan diri dengan posisi yang tepat, bukan karena menghindar dari tanggung jawab. Pewawancara akan menilai kamu sebagai orang yang reflektif dan ingin berkembang ke arah yang lebih baik. 

Pastikan kamu juga menjelaskan apa yang kamu cari dalam pekerjaan baru ini, entah itu tantangan yang berbeda, proyek yang lebih kreatif, atau peran yang lebih dinamis.

5. Pindah Domisili atau Tempat Tinggal

Pindah domisili adalah alasan yang sangat bisa diterima dan tidak menimbulkan kesan negatif. Jika kamu memang pindah tempat tinggal karena alasan keluarga, pendidikan, atau kebutuhan pribadi lainnya, sampaikan hal ini dengan jujur dan ringkas.

Contohnya, “Saya baru saja pindah domisili ke kota ini karena kebutuhan keluarga. Karena itu saya mencari peluang kerja yang lebih dekat agar lebih efisien secara waktu dan tenaga.”

Penting untuk tetap menunjukkan semangat dan komitmen untuk bekerja di perusahaan baru. Katakan bahwa kamu sudah siap untuk menetap dan berkontribusi dalam jangka panjang. Alasan ini akan memperlihatkan bahwa keputusanmu didasari pertimbangan kehidupan yang lebih luas, bukan hanya semata-mata soal pekerjaan.

6. Kehilangan Pekerjaan

Jika kamu kehilangan pekerjaan karena PHK, restrukturisasi, atau kontrak kerja yang tidak diperpanjang, jangan malu untuk menyampaikannya. Hal ini bisa terjadi pada siapa pun dan bukan refleksi dari kinerjamu secara langsung.

Kamu bisa menjelaskan, “Perusahaan sebelumnya sedang mengalami restrukturisasi besar sehingga beberapa posisi, termasuk saya, harus dilepas. Saya menggunakan waktu setelahnya untuk meningkatkan skill dan mencari peluang baru yang lebih stabil.”

Poin pentingnya adalah bagaimana sikap kamu setelah kehilangan pekerjaan. Tunjukkan bahwa kamu tetap aktif, belajar, dan siap kembali berkontribusi. Ini akan memberi kesan bahwa kamu tangguh dan punya inisiatif.

Sebaiknya kamu tidak membahas alasannya terlalu panjang, cukup satu-dua kalimat lalu lanjutkan dengan penjelasan tentang kesiapan dan semangatmu untuk bekerja kembali.

Cari Kerja di Bidang IT? Cek di Talent Hero

Jika sedang mempertimbangkan untuk resign atau baru saja berhenti dari pekerjaan, kini saat yang tepat untuk melangkah ke peluang baru. Khususnya bagi kamu yang punya latar belakang di bidang IT, banyak lowongan menarik menantimu di Talent Hero.

Tidak hanya mencari lowongan kerja di perusahaan dan posisi impian, kamu juga bisa menemukan banyak tips dalam menemukan karier terbaik maupun kehidupan profesional di dunia kerja. Yuk, daftar sekarang dan temukan banyak peluang karier di Talent Hero!