Dalam dunia rekrutmen, istilah ghosting kandidat semakin sering terdengar. Ghosting kandidat terjadi ketika seseorang yang sedang dalam proses seleksi kerja tiba – tiba menghilang tanpa kabar, tidak lagi merespon komunikasi, bahkan setelah menunjukkan ketertarikan awal pada posisi yang ditawarkan.
Mengutip dari Recruitics, mengatakan bahwa 76% perusahaan di ghosting oleh kandidat. Fenomena ini tentu menjadi tantangan besar bagi HRD yang sedang berusaha menemukan talenta terbaik.
Apa Itu Candidate Ghosting
Sesuai dengan namanya yang mengandung “Ghosting” yaitu “Tiba – tiba menghilang”. Dengan kata lain, candidate ghosting adalah situasi di mana kandidat yang sedang berpartisipasi dalam proses rekrutmen, baik di tahap wawancara, negosiasi, bahkan setelah penawaran kerja diberikan, tiba – tiba berhenti merespon tanpa pemberitahuan.
Mereka tidak menghadiri wawancara, tidak membalas email, atau bahkan tidak datang di hari pertama kerja. Kondisi ini tentu merugikan perusahaan karena memperlambat pengisian posisi kosong.
Alasan Kenapa Kandidat Melakukan Ghosting
Ada berbagai faktor yang mendorong kandidat melakukan ghosting, mulai dari ketidakpuasan terhadap proses rekrutmen hingga alasan pribadi. Ketahui penyebab di balik perilaku ini agar Anda dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Proses rekrutmen yang terlalu lama
Ketika tahapan seleksi memakan waktu berbulan – bulan tanpa kejelasan, kandidat bisa kehilangan ketertarikan atau bahkan menerima tawaran dari perusahaan lain. Keputusan yang terlalu lama memberi ruang bagi kandidat untuk berubah pikiran.
Kandidat mendapat tawaran lebih baik
Persaingan di pasar tenaga kerja yang ketat membuat banyak talenta terkadang mendapatkan lebih dari satu tawaran kerja dalam waktu berdekatan.
Apabila Anda memberikan surat penawaran kerja dan talenta tidak memberikan respons, kemungkinan mereka telah mendapatkan tawaran yang menarik dari perusahaan lain. Terlebih jika menarik dalam hal gaji, jabatan, dan fasilitas kerja lainnya.
Talenta cenderung memilih opsi yang lebih menguntungkan tanpa menginformasikan kepada recruiter sebelumnya.
Mendapatkan offering yang kurang memuaskan
Ketika talent mendapatkan offering letter, isi offering tersebut sangat menentukan keputusan mereka. Jika tawaran gaji, atau tanggung jawab kerja dianggap tidak sesuai dengan harapan atau tidak sebanding dengan kompetensi mereka, talenta mungkin memilih untuk tidak melanjutkan tanpa kabar.
Pengalaman yang buruk selama proses rekrutmen
Pengalaman talenta selama proses seleksi juga berpengaruh besar, misalnya, interviewer yang kurang sopan, komunikasi yang tidak jelas, atau jadwal wawancara yang berantakan bisa meninggalkan kesan negatif.
Talenta yang merasa diperlakukan tidak profesional cenderung memutuskan hubungan dengan perusahaan tanpa penjelasan.
Cara Mencegah Kandidat Ghosting
Mencegah talenta melakukan ghosting bukanlah hal yang mustahil. Dengan pendekatan yang tepat dan strategi komunikasi yang baik, Anda dapat membangun hubungan yang lebih kuat dengan talenta serta meningkatkan peluang keberhasilan rekrutmen.
Respon kandidat dengan cepat
Salah satu cara yang cukup efektif untuk mencegah ghosting adalah dengan memberikan respon yang cepat kepada talenta. Ketika talenta mengirimkan lamaran atau sesuai mengikuti tahap seleksi, usahakan memberikan umpan balik dalam waktu singkat.
Respon yang lambat dapat menimbulkan kesan bahwa perusahaan tidak serius atau tidak menghargai waktu talenta.
Transparansi
Transparansi dalam proses rekrutmen menjadi faktor penting yang sering diabaikan. Talenta ingin tahu apa yang mereka hadapi, mulai dari tahapan seleksi, ekspektasi terhadap peran yang ditawarkan, hingga kisaran gaji yang mungkin mereka dapatkan.
Selain itu, Anda juga perlu untuk memberi kabar kepada talenta yang tidak lolos seleksi. Banyak talenta merasa kecewa karena tidak pernah mendapatkan kejelasan setelah mengikuti proses panjang.
Bila informasi disampaikan dengan jujur dan terbuka, talenta akan merasa lebih nyaman dan percaya kepada perusahaan.
Bangun hubungan yang baik
Talenta yang merasa dihargai dan diperlakukan sebagai mitra, bukan sekedar pelamar, cenderung lebih loyal dan komunikatif.
Hal ini bisa dimulai dari cara menyapa, menunjukkan empati saat wawancara, hingga memberikan feedback yang membangun.
Saat hubungan yang hangat dan terbuka terjalin secara baik, talenta merasa terikat dan memiliki tanggung jawab moral untuk tetap memberi kabar jika mereka tidak melanjutkan proses rekrutmen.
Tunjukkan kejelasan soal offering dan tugas
Banyak talenta yang menghilang karena merasa informasi yang diberikan tidak lengkap atau berubah – ubah. Oleh karena itu, pastikan bahwa deskripsi pekerjaan, struktur gaji, tunjangan, jam kerja, hingga jenjang karir dijelaskan secara transparan.
Jangan lupa, untuk memberikan kesempatan kepada talenta bertanya kembali mengenai offering dan tugas mereka dengan respon yang cepat.
Buka ruang untuk tanya jawab
Selama proses seleksi, berikan waktu kepada talenta untuk bertanya. Banyak talenta yang merasa ragu atau tidak nyaman melanjutkan proses karena ada pertanyaan yang tidak terjawab.
Dengan membuka sesi tanya jawab di setiap tahap, recruiter tidak hanya membantu mengurangi kebingungan kandidat, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan terbuka dan menghargai komunikasi dua arah.
Hal ini bisa dilakukan dalam bentuk tanya jawab terbuka saat wawancara, atau menyisipkan kontak yang bisa dihubungi bila ada pertanyaan lanjutan.
Buat proses rekrutmen simpel
Proses rekrutmen yang terlalu panjang dan rumit bisa membuat talenta merasa bosan. Salah satu tahapan rekrutmen yang sering kali membuat talenta kehilangan minat adalah proses screening yang terlalu lama.
Tahapan ini, meskipun penting untuk menilai kecocokan talenta, sering kali memakan waktu karena masih dilakukan secara manual atau tanpa bantuan teknologi. Padahal, proses ini sebenarnya bisa dipercepat dengan memanfaatkan teknologi berbasis AI (Artificial Intelligence).
Dengan bantuan AI, recruiter dapat secara otomatis menyaring CV, menilai kesesuaian berdasarkan keyword, bahkan memberikan rekomendasi talenta potensial dalam waktu yang singkat.
Proses yang cepat dan efisien tidak hanya menghemat waktu recruiter, tetapi menjaga agar talenta tidak berpaling untuk menerima tawaran lain.
Disinilah Talent Hero hadir sebagai solusi untuk proses rekrutmen yang lebih akurat dan cepat. dengan teknologi AI dan sistem kurasi otomatis, Talent Hero membantu menyaring kandidat berdasarkan pendidikan, keterampilan, hingga pengalaman secara objektif.
Teknologi ini dapat mempercepat proses screening dibandingkan cara konvensional, mengurangi risiko talenta menunggu terlalu lama.
Ingin proses rekrutmen Anda lebih cepat dan mendapat talenta yang tepat? Yuk, cari tahu lebih lengkap mengenai Talent Hero di sini: Rekrut Talenta Terbaik dengan Aplikasi Rekrutmen Karyawan Talent Hero.