Mengenal Tes Potensi Akademik (TPA): Pengertian dan Tujuannya
Close-up shot of concentrated Asian students sitting at wooden desk and taking necessary notes while having lecture

TPA atau Tes Potensi Akademik adalah salah satu alat ukur yang kerap dipakai di berbagai proses seleksi, baik dunia pendidikan maupun profesional. Tes ini dilakukan untuk menilai kemampuan intelektual seseorang secara menyeluruh, terutama dalam aspek kemampuan verbal, numerik, dan logika. 

Seiring meningkatnya persaingan di dunia pendidikan dan profesional, kemampuan untuk mengerjakan soal TPA menjadi penting. Pada artikel ini, kita akan membahas tentang apa itu Tes Potensi Akademik beserta tujuannya dengan lebih mendalam. Yuk, simak!

Apa Itu Tes Potensi Akademik (TPA)?

Seperti dijelaskan sebelumnya, Tes Potensi Akademik adalah alat ukur psikologis yang digunakan untuk menilai kemampuan intelektual atau kognitif seseorang. Tes ini dirancang untuk mengukur potensi dasar individu. 

Terdapat tiga aspek yang menjadi bahan penilaian dalam TPA, yaitu penalaran logis atau figural, kemampuan verbal, serta kemampuan numerik. Ketiga aspek tersebut memiliki fokus yang berbeda.

Penalaran logis atau figural lebih berfokus pada kemampuan berpikir secara logis menggunakan gambar. Sementara, verbal menguji kemampuan dalam memahami bahasa. Sedangkan numerik mengukur pemahaman berpikir menggunakan angka.

Tes Potensi Akademik bersifat umum dan tidak bergantung pada bidang ilmu tertentu, sehingga dianggap sebagai cara yang objektif untuk mengukur kemampuan intelektual dasar seseorang. Tes ini juga sering digunakan dalam berbagai konteks seleksi, seperti penerimaan mahasiswa baru, CPNS, BUMN, dan rekrutmen kerja di perusahaan swasta.

Tujuan Tes Potensi Akademik

Bukan tanpa alasan mengapa Tes Potensi Akademik menjadi tahapan penting dari suatu proses seleksi. Berikut beberapa tujuan utamanya: 

1. Mengukur Kemampuan Kognitif Dasar

Tujuan pertama adalah mengukur kemampuan kognitif dasar, termasuk logika, numerik, dan verbal. Tes tersebut dapat membantu mengukur sejauh mana seseorang dapat berpikir secara sistematis dan menyelesaikan permasalahan secara rasional. 

Peserta akan diuji dalam berbagai bentuk soal, seperti sinonim, logika berpikir, hingga deret angka matematika. Hasil dari tes ini akan menjadi acuan dari pihak penyelenggara untuk mengambil keputusan secara objektif. 

2. Mengetahui Potensi Belajar Seseorang

Selain itu, Tes Potensi akademik juga membantu memprediksi kemampuan seseorang dalam belajar sekaligus menerima informasi baru. Dengan kata lain, hasil TPA dapat mencerminkan seberapa cepat dan efektif seseorang bisa menyerap materi baru.

Hal ini sangat berguna dalam seleksi pendidikan atau pelatihan kerja, karena institusi dapat mengetahui siapa yang berpotensi beradaptasi dan berkembang dengan baik. Potensi belajar ini tidak selalu tampak dari nilai akademik sebelumnya.

3. Alat Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Banyak universitas dan lembaga pendidikan tinggi menggunakan TPA sebagai bagian dari proses seleksi masuk, terutama di jenjang S2 dan S3. Tes ini memberikan ukuran standar untuk menilai kemampuan calon mahasiswa dari berbagai latar belakang akademik.

Karena tidak semua calon mahasiswa memiliki IPK atau jurusan yang sama, TPA menjadi alat ukur netral yang dianggap adil. Tes ini juga membantu pihak universitas menemukan kandidat yang benar-benar memiliki potensi akademik tinggi.

Selain itu, TPA juga bisa membantu calon mahasiswa menilai kesiapan mereka sebelum mengikuti proses perkuliahan. Skor yang didapatkan akan menjadi refleksi dari kesiapan intelektual secara umum.

4. Menilai Kelayakan dalam Proses Rekrutmen

Tak hanya perguruan tinggi, perusahaan saat ini juga mengandalkan TPA dalam proses rekrutmen untuk menilai kemampuan dasar calon karyawan. Karena, tes ini dianggap mampu menunjukkan kandidat yang cepat belajar, mampu berpikir logis, serta dapat menyelesaikan masalah secara efisien.

Dalam situasi kerja yang dinamis, perusahaan membutuhkan individu yang tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga mampu berpikir analitis. TPA memberikan gambaran tersebut secara kuantitatif dan objektif.

Dengan demikian, TPA tidak hanya dipakai pada tahap awal seleksi, tapi juga sebagai pendukung keputusan akhir dalam memilih kandidat terbaik. Hasilnya bisa dibandingkan lintas posisi atau departemen dengan konsisten.

5. Meningkatkan efisiensi proses seleksi

Dalam kaitannya dengan seleksi, TPA membantu mempercepat dan menyederhanakan prosesnya. Penyelenggara dapat menilai banyak peserta secara objektif dalam waktu yang relatif lebih singkat. 

Selain itu, penggunaan TPA dalam tahap awal seleksi juga dapat mengurangi bias personal karena penilaian dilakukan berdasarkan hasil tes terstandarisasi. Seluruh peserta memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuannya secara adil dan terukur.

6. Sebagai Standar Penilaian Objektif

Tes Potensi Akademik bersifat objektif dan tidak bergantung pada latar belakang akademik peserta. Ini memungkinkan proses seleksi menjadi lebih adil dan netral. TPA dirancang agar bisa digunakan dalam berbagai konteks, baik pendidikan maupun dunia kerja.

Oleh karena itu, soal-soalnya bersifat umum dan tidak membutuhkan pengetahuan khusus untuk bisa menjawabnya. Hal ini menjadikan TPA sebagai alat ukur potensi yang relevan untuk semua kalangan. 

Dalam dunia kerja dengan persaingan ketat, Tes Potensi Akademik sering menjadi pintu awal untuk membuktikan kelayakan kandidat. Hingga saat ini, tes tersebut masih sering dipakai dalam tahapan seleksi, baik untuk sektor pendidikan maupun profesional. Jika sedang mencari peluang kerja yang sesuai dengan potensimu, kamu bisa kunjungi platform pencari kerja seperti Talent Hero. Platform ini memiliki banyak lowongan kerja di berbagai bidang keahlian, termasuk di sektor IT. Dapatkan pekerjaan di perusahaan impian sekarang, hanya di Talent Hero!